DPRD Kota Palangka Raya Kritik Car Free Night Huma Betang, Warga Balik Bertanya: ‘Apa yang Sudah Bapak Buat untuk Kami, UMKM?

Dok : istimewa

kaltengpedia.com – Kegiatan Car Free Night (CFN) Huma Betang Night yang rutin digelar Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah setiap malam Minggu di kawasan Bundaran Besar, Palangka Raya, kini tengah jadi bahan perdebatan. Anggota DPRD Kota Palangka Raya menyampaikan kritik atas penyelenggaraan kegiatan tersebut, terutama terkait persoalan kebersihan dan fasilitas umum.

Salah satu suara kritis datang dari Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, M. Khemal Nasery, yang menyoroti belum maksimalnya pengelolaan sampah dan minimnya fasilitas toilet umum saat acara berlangsung.

“Jangan sampai beban kebersihan dilimpahkan ke petugas dari Pemko. Tim kebersihan dari provinsi harus langsung turun dan bekerja maksimal, bukan setengah hati,” tegas Khemal, dalam pernyataannya baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Namun, pernyataan tersebut justru memantik respons balik dari masyarakat dan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merasa bahwa keberadaan Huma Betang Night justru sangat membantu mereka dalam meningkatkan penghasilan.

Salah satu pedagang, Ibu Lina, menyampaikan ketidaksetujuannya atas kritik anggota DPRD tersebut. Ia menilai kegiatan CFN Huma Betang Night sangat berdampak positif terhadap roda perekonomian masyarakat kecil.

“Setahu saya, kebersihan itu tanggung jawab bersama. Kami juga jaga lapak kami tetap bersih. Kalau soal terlihat agak lamabt, ya bisa diperbaiki ke depannya. Tapi jangan sampai acara yang sudah bantu ekonomi kami ini dihentikan hanya karena alasan-alasan itu,” ujar Ibu Lina saat ditemui wartawan (23/07/2025).

Saat ditanya pendapatnya tentang kritik dari DPRD Kota Palangka Raya, ia menjawab lugas, “Kami ni kada kenal dengan sidin, begawinya apa. Yang jelas, acara ini tiap malam Minggu bantu kami jualan, dapat penghasilan. Kami salut sama Pak Gubernur Agustiar Sabran. Acara ini nyata bantu rakyat kecil.”

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Leonard S Ampung, menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi dan pembinaan kepada para pelaku UMKM yang terlibat dalam kegiatan ini.

“Kami ingin UMKM naik kelas. Makanya terus dibina agar memperhatikan kualitas, kebersihan, dan penyajian. Ini bukan sekadar acara hiburan, tapi juga penggerak ekonomi,” ucapnya.

CFN Huma Betang Night menjadi satu-satunya program car free night aktif di Indonesia saat ini, bahkan DKI Jakarta sempat membatalkan uji coba serupa di kawasan MH Thamrin – Sudirman. Ini membuktikan bahwa Kalimantan Tengah mampu menjadi pionir dalam pengembangan ruang publik yang produktif.

Meski mendapat kritik dari legislatif, dukungan masyarakat terhadap kegiatan ini tetap kuat. Banyak pedagang dan pengunjung menilai acara ini sebagai oase baru dalam geliat ekonomi Palangka Raya.

“Kalau katanya juga dibilang bikin macet, ya memang, tapi itu harga yang wajar untuk aktivitas rakyat yang hidup. Daripada acara dibubarkan karena omongan DPRD, lebih baik DPRD tunjukkan dulu apa kontribusinya selama ini untuk pedagang kecil,” ucap salah satu pedagang lainnya yang berjualan di CFN Huma Betang Night.

Pos terkait