Ritual Kematian Dayak: Tugas Berat Seorang Brate

Dok : folksofdayak

kaltengpedia.com – Ritual kematian masyarakat Dayak Semenjawat dikenal memiliki rangkaian prosesi yang panjang dan rumit. Namun, dalam tulisan ini hanya akan dibahas salah satu unsur terpenting dari ritual adat tersebut, yaitu peran “Brate”.

Brate adalah sebutan bagi seseorang yang bertugas menjaga jenazah yang telah dimasukkan ke dalam peti Lancang. Tugas seorang Brate sangat berat, karena ia harus mendampingi dan menjaga jenazah selama 24 jam penuh hingga proses pemakaman atau penguburan Lancang dilaksanakan.

Sebagai informasi, dalam adat Dayak Semenjawat, jenazah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam peti kayu yang disebut Lancang. Peti ini kemudian disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka, bisa selama satu bulan atau lebih. Lama waktu ini tergantung pada kesepakatan antara pihak keluarga dengan tokoh adat (domung adat). Dalam salah satu contoh, seperti yang terlihat dalam foto, peti Lancang disemayamkan selama 10 hari sebelum akhirnya dikebumikan.

Bacaan Lainnya

Biasanya, yang menjadi Brate adalah kerabat atau keluarga dekat dari almarhum. Selama menjalankan tugasnya, Brate harus mematuhi sejumlah pantangan ketat, yang menjadikan tugas ini tidak hanya berat secara fisik, tetapi juga secara spiritual. Beberapa pantangan yang harus dipatuhi antara lain:

  • Hanya mandi sebatas dada, tidak boleh membasahi rambut.

  • Tidak boleh bepergian ke luar rumah.

  • Hanya boleh makan nasi ketan merah yang dimasukkan ke dalam bambu (suman).

  • Lauk pauk harus serba kering, seperti ikan atau daging asap (salai).

  • Minuman hanya diperbolehkan tuak.

Seluruh pantangan ini harus dijalani selama masa tugas sebagai Brate. Masyarakat percaya bahwa jika pantangan ini dilanggar, akan datang malapetaka, baik bagi Brate itu sendiri, keluarga almarhum, maupun terhadap jenazah yang sedang disemayamkan dalam peti Lancang.

Peran Brate menunjukkan betapa dalamnya nilai penghormatan masyarakat Dayak Semenjawat terhadap orang yang telah meninggal, serta betapa kuatnya ikatan antara adat, spiritualitas, dan keluarga dalam tradisi mereka.

Pos terkait