kaltengpedia.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program prioritas nasional mulai berjalan di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Pemerintah daerah bersama Badan Gizi Nasional (BGN) terus memperkuat mekanisme pelaksanaan, mulai dari persiapan, uji coba, hingga pengawasan di lapangan.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menjelaskan bahwa pemprov menyiapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah sebagai ujung tombak distribusi makanan bergizi bagi peserta didik. “Khusus di Kota Palangka Raya, dari target 20 SPPG sudah terbentuk 15 unit yang siap melayani siswa di sekolah-sekolah,” kata Reza, dikutip dari Antara.
Untuk memastikan transparansi, Pemprov Kalteng juga mengoptimalkan aplikasi Pena Kalteng yang berfungsi sebagai sarana monitoring pelaksanaan MBG. Melalui aplikasi ini, data distribusi, penerima manfaat, dan laporan pelaksanaan dapat dipantau secara real time. “Kami ingin agar program ini berjalan akuntabel, efektif, dan terpantau publik,” ujarnya melalui Detik.com.
Di Kabupaten Seruyan, pemerintah daerah bahkan telah merencanakan peluncuran program sejak Januari 2025. Sejumlah sekolah seperti MTsN dan MIN di Palangka Raya juga mulai menerima distribusi makanan bergizi dengan pendampingan dari Kementerian Agama Kalteng.
Namun, perjalanan program ini tidak lepas dari tantangan. Beberapa waktu lalu, sebanyak 27 siswa SDN 3 Bukit Tunggal, Palangka Raya, melaporkan keluhan mual setelah menyantap menu dari program MBG. Menyikapi hal itu, BGN bersama pemerintah daerah melakukan investigasi dan memastikan standar keamanan pangan lebih diperketat. “Kami sudah menurunkan tim untuk melakukan klarifikasi dan pemeriksaan kualitas makanan di lapangan,” ujar perwakilan BGN, dikutip dari ProKalteng.
Meski demikian, manfaat MBG tetap dirasakan masyarakat. Menurut laporan Pemprov Kalteng melalui MMC Kalteng, program ini mendukung upaya penurunan stunting serta meningkatkan konsentrasi belajar anak di sekolah. Ribuan siswa di berbagai kabupaten/kota telah menerima makanan bergizi gratis setiap harinya.
Pemerintah menyadari tantangan distribusi ke wilayah terpencil serta potensi masalah teknis seperti pengelolaan sisa makanan. Karena itu, evaluasi terus dilakukan agar program berjalan sesuai tujuan utama: meningkatkan kesehatan dan kualitas pendidikan generasi muda di Kalimantan Tengah.