kaltengpedia.com – Sudah hampir satu bulan, air di sungai Sebangau surut. Area yang dijadikan objek wisata itu terlihat lumpur. Kapal susur sungai yang menjadi andalan utama masih tetap berlayar melayani para wisatawan yang ingin menikmati panorama hijau Sebangau.
“Kegiatan kita di sini tetap berjalan seperti biasa tidak ada kendala yang berarti,”kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Wisata Air Hitam Sebangau, H Sabran Usin yang kepada Kalteng Pos. Musim kemarau yang terjadi saat ini menjadi penyebab surutnya air sungai Sebangau. Dikatakannya pula, kedalaman air di Sungai Sebangau saat ini diperkirakan lima hingga delapan meter.
“Kondisi seperti ini (sungai surut), terjadi pada tahun 2015,”ujar Sabran Usin lagi. Meskipun kondisi sungai tengah surut, sebut Sabran, kapal wisata susur sungai masih beroperasi seperti biasa.“Ini biasa, mereka sudah hafal dimana ada tunggul, di mana yang dangkal, sudah tahu semua mereka,”ujarnya lagi.
Terkait kunjungan di taman wisata susur sungai Sebangau ini sendiri ,Sabran mengatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan masih seperti biasa. Pada hari biasa berkisar 1000-2000 orang pengunjung. “Mungkin untuk akhir Minggu ini jumlahnya bisa bertambah,“katanya.
Kondisi sungai Sebangau yang sedang surut ini di katakan Sabran Usin juga dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk menangkap ikan.
Terpisah, prakirawan pada Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Muhammad Iksan Siddiq mengatakan, cuaca panas yang terjadi di Kalteng disebabkan oleh musim kemarau. Tak hanya musim kemarau, lanjutnya, tetapi juga dipengaruhi oleh fenomena el nino.
“Musim kemarau yang dibarengi dengan el nino ini menyebabkan berkurangnya curah hujan yang terjadi di wilayah Kalteng, sehingga tersebut sangat wajar apabila ada sungai-sungai yang mengering,” jelas Iksan kepada Kalteng Pos.
Siklus hidrologi di Kalteng tidak berjalan dengan baik akibat minimnya hujan. Dijelaskan Iksan, dari adanya hujan maka akan terjadi penguapan yang pada gilirannya akan terkondensasi dan menjadi hujan. Jika memang tidak ada hujan, maka siklus hidrologi tidak akan berjalan.
Iksan menjelaskan, cuaca yang kemarau menyebabkan potensi mengeringnya sejumlah sungai atau danau akan besar. Diperparah lagi dengan fenomena el nino. Sehingga sungai-sungai yang ada di Kalteng bisa mengering.
Cuaca panas konsisten terjadi setidaknya sejak dua pekan terakhir. Tidak ada hujan sama sekali, khususnya di wilayah Kota Palangka Raya. Namun demikian, dalam beberapa hari ke depan akan ada potensi hujan di sejumlah daerah. Khususnya Kalteng bagian utara.
“Hujan bisa terjadi di Kalteng bagian utara, untuk hari ini (kemarin, red) terjadi di Gunung Mas, Kapuas bagian utara, Murung Raya, dan Barito Utara. Untuk besok (hari ini, red) cenderung berawan, mulai ada hujan lagi di tanggal 21-23, masih di wilayah Kalteng bagian utara,” sebut Iksan.
Kemudian pada 24 Agustus mendatang hujan diprediksi akan meluas sedikit, tidak hanya di bagian utara Kalteng. Melainkan di daerah Lamandau, Seruyan bagian utara, Katingan bagian utara, Gunung Mas, Kapuas bagian utara, Barito Utara, dan Murung Raya.
Terkait dengan potensi hujan di Palangka Raya, Iksan menyebut belum ada potensi hujan. Hanya berawan. Terkait puncak kemarau Palangka Raya, ujarnya, sudah terjadi pada Juli lalu, berdasarkan prakiraan yang terdapat dalam web BMKG.
“Untuk prediksi hujan di Palangka Raya kami masih menunggu rilis dari hasil prakiraan cuaca terkini, baru kami bisa mendiseminasikan hasilnya, update cuaca terkini bisa dicek di web kami,” tandasnya.