Pilkada 2029: Antara Figur Gengsi dan Munculnya Nama Baru

Dok : ilustrasi Pilkada

kaltengpedia.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2029 diprediksi akan menjadi ajang pertarungan antara figur-figur berpengaruh yang sudah memiliki nama besar dan kandidat baru yang mencoba menawarkan warna berbeda di dunia politik.

Mahkamah Konstitusi (MK) sebelumnya telah menetapkan sejumlah perubahan regulasi yang akan berlaku pada Pilkada 2029. Salah satunya terkait desain surat suara untuk calon tunggal, yang mulai 2029 akan menggunakan format pilihan “setuju/tidak setuju”. Perubahan tersebut ditetapkan agar partisipasi pemilih tetap terjaga dalam kontestasi politik lokal. Hal itu tertuang dalam putusan MK yang diumumkan melalui laman resmi Mahkamah Konstitusi.

Selain itu, MK juga memutuskan pemisahan antara jadwal pemilihan legislatif/presiden dengan Pilkada. Dengan demikian, Pilkada 2029 akan memiliki waktu penyelenggaraan tersendiri, tidak lagi digabung dengan pemilu nasional. Keputusan ini disampaikan dalam sidang pleno MK yang juga ditayangkan melalui kanal resmi Mahkamah Konstitusi di YouTube.

Bacaan Lainnya

Di sisi lain, sejumlah partai politik mulai melakukan penjajakan untuk menyiapkan calon. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Sukabumi, misalnya, menyatakan tengah membuka komunikasi dengan figur lokal baru seperti Budi Jabur untuk persiapan menuju Pemilu 2029. Pernyataan ini disampaikan oleh pengurus PSI Kabupaten Sukabumi sebagaimana dikutip dari media lokal Elbait Sukabumi.

Partai Hanura Jawa Timur juga mewacanakan penggunaan digital vote dalam pemilihan 2029 dan 2031 sebagai upaya memperbarui sistem pemungutan suara di Indonesia. Usulan ini diungkapkan oleh pengurus Hanura Jatim sebagaimana diberitakan Malang Times, meski masih menunggu regulasi resmi dari penyelenggara pemilu.

Pengamat politik menilai bahwa pola persaingan pada Pilkada 2029 akan terbagi dalam dua kutub utama. Pertama, figur “gengsi” yang sudah memiliki rekam jejak, pengaruh politik, serta dukungan partai besar. Kedua, nama-nama baru yang menawarkan pembaruan dengan pendekatan lokal dan narasi politik segar.

Dengan regulasi baru dan munculnya berbagai wacana penyelenggaraan, Pilkada 2029 diperkirakan akan menghadirkan dinamika berbeda. Baik figur mapan maupun kandidat baru memiliki peluang, bergantung pada strategi, dukungan partai, serta penerimaan masyarakat di daerah masing-masing.

Pos terkait