kaltengpedia.com – Di tengah meningkatnya ekspektasi publik terhadap keterlibatan wakil rakyat, muncul pertanyaan tajam dari masyarakat Kalimantan Tengah: Apakah kehadiran anggota DPRD hanya sebatas seremoni yang dipublikasikan di media online tanpa menyentuh langsung kehidupan warga? Banyak masyarakat di pelosok desa yang bahkan tidak mengetahui siapa wakil mereka di parlemen daerah.
Kegiatan kunjungan kerja yang diberitakan media acapkali hanya bersifat formal dan tak jarang hanya menjangkau kalangan terbatas. Media online yang mempublikasikan kegiatan tersebut juga belum tentu diakses secara luas oleh masyarakat di daerah terpencil.
“Yang kami butuhkan bukan hanya dokumentasi foto saat reses, tapi solusi nyata atas jalan rusak, akses pendidikan, dan layanan kesehatan,” ujar Wawan, warga Desa Petak Bahandang, Gunung Mas (22/07/2025).
Kritik publik semakin menguat karena ada kesenjangan antara narasi kerja di media dan realitas di lapangan. Banyak warga mengaku belum pernah didatangi langsung oleh anggota dewan, meskipun berbagai persoalan terus terjadi di sekitar mereka.
“Kalau cuma muncul di berita lalu menghilang, lantas di mana keberpihakan wakil rakyat? Apakah kerja mereka hanya ditujukan untuk arsip dan citra digital?” tambahnya.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa transparansi kinerja legislatif harus disertai keterlibatan langsung dengan konstituen. Sebab, esensi menjadi wakil rakyat bukan hanya hadir di media, tetapi benar-benar hadir di tengah rakyat.






















