Viral di Kalteng: Perjuangan Bidan 26 Tahun di Katingan Kuala Lawan Lumpur demi Tugas

Dok : istimewa

kaltengpedia.com – Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur di Kalimantan Tengah, kisah perjuangan seorang tenaga kesehatan muda dari Kabupaten Katingan menyentuh banyak hati. Ia adalah Devi Suhariani (26), seorang bidan asal Desa Jaya Makmur, Kecamatan Katingan Kuala, yang setiap hari harus menembus jalan rusak dan berlumpur untuk bisa tiba di tempat kerja.

Lelah!” begitu kata pertama yang keluar dari mulut Devi saat menceritakan perjalanannya menuju tempat kerja, Sabtu (1/11/2025). “Kalau hujan, jalannya rusak, berlumpur, susah sekali dilewati,” ujarnya dengan nada pasrah.

Devi bertugas di salah satu rumah sakit di Desa Bangun Jaya, masih di wilayah kecamatan yang sama. Setiap hari ia melewati empat hingga lima desa, yakni Jaya Makmur, Subur Indah, Bumi Subur, Singam, dan Bangun Jaya.

Bacaan Lainnya

Saat cuaca cerah, perjalanan bisa ditempuh sekitar 20–30 menit. Namun, jika hujan turun, waktu tempuhnya bisa lebih dari satu jam. “Kalau hujan bisa sampai satu jam lebih. Di Desa Bumi Subur itu parah banget, lumpurnya tebal sampai rantai motor sering lepas,” kata Devi.

Ia mengaku beberapa kali mencoba mencari jalur alternatif bersama rekan-rekannya agar tidak terjebak lumpur. “Dulu pernah lewat jalan persawahan biar gak kena lumpur, tapi sekarang sudah jadi semak-semak. Jadi ya terobos aja daripada putar jauh,” ujarnya sambil tersenyum kecil.

Tawa Devi tidak menutupi kenyataan pahit yang ia hadapi setiap hari. Tangannya sering tersayat ranting tajam, motornya kerap terperosok, dan tubuhnya penuh lumpur. “Sekalinya sudah kayak hutan,” katanya lirih.

Kondisi jalan rusak di daerah tersebut juga dibenarkan warga. SY (27), warga Desa Bumi Subur, mengatakan kerusakan sudah terjadi sejak tahun 2020. “Iya, dari tahun 2020 jalan sudah mulai rusak. Warga pernah kerja bakti memperbaiki, tapi tiap musim hujan rusak lagi,” ujarnya.

Meski medan sulit, Devi mengaku tidak pernah menyerah. “Tetap bagaimana pun saat sampai di kantor ya harus kerja. Untungnya ada teman-teman dan lingkungan kerja yang saling dukung,” katanya.

Kisah Devi menjadi gambaran nyata perjuangan tenaga kesehatan di pelosok Kalimantan Tengah. Di tengah keterbatasan akses dan infrastruktur yang belum merata, mereka tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Pos terkait