kaltengpedia.com – Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Barito Utara menghasilkan kejutan politik. Pasangan Shalahuddin–Felix (S1F) berhasil unggul sementara dengan meraih 52,9% suara atau setara 37.271 suara. Sementara pasangan Jimmy–Inry hanya memperoleh 33.219 suara atau 47,1%, berdasarkan hasil quick count internal dari 247 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sudah masuk hingga pukul 18.00 WIB.
PSU kali ini melibatkan 270 TPS di 103 desa dan kelurahan dengan jumlah pemilih terdaftar mencapai 114.980 suara. Dari perolehan sementara, S1F unggul di beberapa kecamatan, terutama di Teweh Tengah dengan torehan 11.908 suara.
Rinciannya, pasangan S1F mendominasi di:
-
Teweh Timur: 2.177 vs 1.577 suara
-
Teweh Selatan: 4.271 vs 3.703 suara
-
Teweh Tengah: 11.908 vs 11.128 suara
-
Montalat: 3.227 vs 2.355 suara
-
Lahei Barat: 3.177 vs 2.304 suara
-
Gunung Timang: 3.858 vs 2.792 suara
-
Gunung Purei: 6.054 vs 5.464 suara
Sementara itu, Jimmy–Inry hanya unggul di dua kecamatan, yakni Teweh Baru (5.990 vs 5.205 suara) dan Lahei (2.906 vs 2.842 suara).
Gugatan ke MK Masih Senyap
Meski hasil sementara menunjukkan keunggulan S1F, publik Barito Utara kini menunggu perkembangan gugatan pasangan Jimmy–Inry ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan itu sudah teregistrasi sejak 11 Agustus 2025, namun hingga kini belum ada kabar lanjutan terkait kelengkapan berkas, jadwal sidang, maupun pernyataan resmi dari tim hukum mereka.
Sebelumnya, tim hukum Jimmy–Inry menyatakan akan menunggu pleno resmi KPU sebelum melangkah ke jalur hukum. Sikap tersebut sempat menuai apresiasi karena menunjukkan komitmen terhadap prosedur yang sah. Namun, setelah registrasi di MK, keheningan justru memicu spekulasi publik.
Di balik dinamika hukum dan hitung suara, masyarakat Barito Utara menilai hasil PSU ini sebagai tanda melemahnya dominasi politik dinasti di daerah tersebut. Dinasti Koyem yang selama ini dikenal kuat di Barito Utara kini menghadapi ujian serius.
“Kalau mereka gagal mempertahankan kekuasaan, tentu akan mencoba kembali lima tahun mendatang. Tapi jelas, masyarakat sudah memberi sinyal perubahan,” ujar Ridwan salah seorang masyarakat Kabupaten Barito utara (20/08).
Fenomena kemenangan Shalahuddin–Felix menjadi bukti bahwa politik dinasti, betapapun kuatnya, tetap bisa dikalahkan oleh suara rakyat. Publik kini menanti apakah MK akan menjadi penentu akhir atau hasil PSU ini akan benar-benar mengakhiri satu babak panjang hegemoni politik Barito Utara.






















