Ketokohan Paslon Kaspinor-Jondi Iskandar Dianggap Lebih Layak Pimpin Sukamara Dibanding Masduki-Nur Efendi

PILKADA KABUPATEN SUKAMARA 2024. ist

kaltengpedia.com – Dalam kontestasi Pilkada Sukamara 2024, pasangan calon (paslon) Kaspinor dan Jondi Iskandar semakin mendapat sorotan publik dan dianggap lebih layak memimpin Kabupaten Sukamara dibandingkan pasangan Masduki-Nur Efendi. Kaspinor, seorang birokrat senior yang dikenal memiliki visi jelas terkait kemajuan daerah, didukung oleh basis massa tradisional yang kuat dan dipandang sebagai sosok yang mampu memberikan solusi bagi berbagai tantangan di Sukamara, terutama dalam hal kesetaraan pembangunan. Sementara itu, Jondi Iskandar, putra asli daerah, juga semakin memperkuat posisinya sebagai calon wakil bupati dengan pengalaman politik yang solid di DPRD.

Sebagai seorang birokrat berpengalaman, Kaspinor telah lama dikenal oleh masyarakat Sukamara sebagai figur yang mampu memberikan solusi praktis untuk masalah pembangunan di daerah. Dengan latar belakang administrasi pemerintahan yang kuat, Kaspinor dianggap memahami seluk-beluk kebutuhan masyarakat, terutama dalam bidang infrastruktur, ekonomi lokal, dan pelayanan publik. Basis massa tradisional yang dimilikinya di kalangan masyarakat pedesaan menjadi kekuatan utamanya. Dukungan ini semakin mengokohkan posisinya sebagai calon yang memiliki pijakan kuat di akar rumput.

Kaspinor juga dikenal vokal dalam memperjuangkan kesetaraan pembangunan di berbagai wilayah Kabupaten Sukamara, terutama daerah yang selama ini mungkin belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah yang optimal. Dengan visi yang proaktif dan fokus pada pengembangan sumber daya manusia, Kaspinor berjanji akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh wilayah Sukamara.

Bacaan Lainnya

Jondi Iskandar, sebagai calon wakil bupati, membawa pengalaman politik yang cukup panjang. Menjabat sebagai anggota DPRD Sukamara sejak 2019 hingga 2024, Jondi berhasil terpilih kembali pada Pemilu Legislatif 2024, menunjukkan adanya kepercayaan besar dari masyarakat. Meskipun pada awal kemunculannya ia sempat dianggap kurang berpengaruh, Jondi berhasil membalikkan persepsi publik dengan kerja nyata dan dukungan yang terus mengalir.

Pengalaman Jondi dalam menangani berbagai isu lokal di DPRD membuatnya dianggap mampu bekerja sama dengan Kaspinor untuk mewujudkan visi pembangunan yang lebih baik. Keterlibatannya dalam politik daerah juga memberinya kepekaan terhadap isu-isu lokal yang menjadi perhatian masyarakat.

Sementara itu, pasangan Masduki-Nur Efendi menghadapi tantangan yang cukup besar dalam kontestasi Pilkada ini. Masduki merupakan nama baru di dunia politik Kabupaten Sukamara. Sebagai pengusaha sukses, Masduki memang mulai meraup dukungan dari sebagian warga perkotaan, namun ketokohannya belum setara dengan Kaspinor yang sudah lama dikenal oleh masyarakat luas. Basis dukungan Masduki pun cenderung lebih tersegmentasi di kawasan perkotaan, sementara pengaruhnya di wilayah pedesaan masih belum signifikan.

Di sisi lain, Nur Efendi, sebagai calon wakil bupati, merupakan seorang politisi dari PPP yang cukup dikenal di Sukamara. Meski demikian, kegagalannya meraih kursi pada Pileg 14 Februari 2024 menjadi pukulan tersendiri bagi kredibilitasnya di hadapan pemilih. Posisi politiknya yang sempat goyah ini menjadi tantangan besar dalam meraih kepercayaan publik di Pilkada.

Jika melihat peta kekuatan antara kedua paslon, peluang pasangan Kaspinor-Jondi Iskandar terlihat lebih kuat dibanding Masduki-Nur Efendi. Kaspinor memiliki pengalaman birokrasi yang lebih mendalam dan basis massa tradisional yang solid, terutama di wilayah pedesaan yang menjadi mayoritas populasi di Sukamara. Dukungan ini sulit untuk disaingi oleh Masduki yang masih berupaya membangun pengaruhnya di tingkat lokal.

Jondi Iskandar, dengan rekam jejak politik yang terbukti di DPRD, menambah bobot elektabilitas pasangan ini. Keterlibatan Jondi dalam politik daerah selama lebih dari lima tahun memberikan keuntungan tersendiri, terutama dalam memahami dinamika politik lokal dan kebutuhan masyarakat Sukamara.

Sebaliknya, Masduki dan Nur Efendi masih menghadapi kesulitan dalam menjangkau dukungan dari masyarakat pedesaan. Meskipun Masduki memiliki modal sebagai pengusaha, pengaruhnya di lapangan politik Sukamara masih terbatas. Nur Efendi, meski memiliki pengalaman politik, harus menghadapi tantangan dari kegagalannya di Pileg 2024 yang bisa menjadi titik lemah dalam kampanye mereka.

Kontestasi antara pasangan Kaspinor-Jondi Iskandar dan Masduki-Nur Efendi berpotensi menjadi persaingan menarik di Pilkada Sukamara 2024. Namun, dengan ketokohan yang lebih mapan dan basis dukungan yang lebih luas, Kaspinor-Jondi Iskandar terlihat memiliki peluang yang lebih besar untuk memimpin Kabupaten Sukamara. Keterlibatan mereka yang mendalam dalam politik dan pemerintahan setempat, serta kemampuan mereka dalam menawarkan solusi konkret bagi masyarakat, menjadi faktor kunci yang membuat mereka lebih unggul dalam kompetisi ini.

Pos terkait