kaltengpedia.com – Kabupaten Sukamara, yang terletak di bagian barat daya Provinsi Kalimantan Tengah, memiliki sejarah panjang sebagai wilayah yang kaya akan potensi alam dan budaya. Sejak berdiri sebagai kabupaten pada tahun 2002, Sukamara telah mengalami berbagai dinamika politik dan pembangunan di bawah kepemimpinan sejumlah pemimpin daerah.
Salah satu periode penting dalam sejarah kabupaten ini adalah di bawah kepemimpinan Bupati H. Windu Subagio dan Wakil Bupati H. Ahmadi, yang menjabat sejak 2018. Keduanya dikenal sebagai pemimpin yang telah memberikan banyak kontribusi terhadap pembangunan daerah, terutama di bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, pada Pilkada 2024, H. Windu Subagio dan H. Ahmadi memutuskan untuk tidak ikut serta dalam kontestasi politik tersebut. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat keduanya dianggap sebagai figur yang berpengaruh dan memiliki rekam jejak yang solid dalam memimpin Sukamara.
Kepemimpinan H. Windu Subagio dan H. Ahmadi
Selama menjabat, H. Windu Subagio dikenal sebagai pemimpin yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan layanan publik. Di bawah kepemimpinannya, Sukamara mengalami peningkatan signifikan dalam hal pembangunan jalan, jembatan, serta fasilitas umum lainnya. Selain itu, program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan juga mendapat perhatian serius.
H. Ahmadi, sebagai wakil bupati, memiliki peran penting dalam membantu merealisasikan berbagai kebijakan dan program pemerintah daerah. Keduanya dianggap sebagai duet yang berhasil membawa perubahan positif di Sukamara, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program pemberdayaan ekonomi lokal.
Keputusan Tidak Ikut Pilkada 2024
Keputusan H. Windu Subagio dan H. Ahmadi untuk tidak mencalonkan diri dalam Pilkada 2024 menandai akhir dari era kepemimpinan mereka di Sukamara. Alasan di balik keputusan ini masih menjadi bahan spekulasi, meskipun beberapa sumber menyebutkan bahwa keduanya ingin memberikan kesempatan kepada generasi baru untuk memimpin daerah.
Keputusan ini juga membuka peluang bagi tokoh-tokoh baru untuk tampil dan mengambil alih kepemimpinan di Sukamara. Dengan tidak adanya petahana yang mencalonkan diri, kontestasi Pilkada 2024 di Sukamara diprediksi akan berlangsung dengan kompetisi yang lebih terbuka dan dinamis.
Warisan Kepemimpinan
Meski tidak ikut dalam Pilkada 2024, warisan kepemimpinan H. Windu Subagio dan H. Ahmadi akan tetap menjadi bagian penting dari sejarah Sukamara. Program-program yang telah mereka jalankan, serta pencapaian-pencapaian yang diraih selama masa jabatan mereka, akan menjadi fondasi bagi pemerintahan berikutnya.
Masyarakat Sukamara kini menantikan siapa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan di kabupaten ini dan apakah penerus mereka mampu melanjutkan, bahkan memperkuat, pondasi pembangunan yang telah diletakkan oleh H. Windu Subagio dan H. Ahmadi.
Dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, masa depan Kabupaten Sukamara berada di tangan pemimpin baru yang akan dipilih pada Pilkada 2024. Namun, satu hal yang pasti, jejak kepemimpinan H. Windu Subagio dan H. Ahmadi akan tetap dikenang sebagai bagian dari sejarah panjang Kabupaten Sukamara.