Panggung Pencitraan Calon Gubernur Kalteng 2024: Adu Strategi di Tengah Gempuran Sosialisasi

Ilustrasi Pencitraan. ist

kaltengpedia.com – Sepekan terakhir, para calon Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) semakin gencar melakukan sosialisasi untuk meraih dukungan masyarakat. Mulai dari berkunjung ke pasar, menghadiri acara-acara penting, hingga deklarasi di berbagai daerah, mereka berlomba-lomba menarik simpati rakyat. H. Agustiar Sabran, H. Abdul Razak, Willy M Yoseph, dan Nadalsyah Koyem—empat kandidat utama—tampak tidak ingin kehilangan momentum untuk memperkuat elektabilitas jelang Pilgub Kalteng 2024.

H. Agustiar Sabran: Pengaruh Keluarga dan Jaringan Politik

Sebagai tokoh politik yang memiliki pengaruh besar di Kalteng, H. Agustiar Sabran telah lama dikenal di kalangan masyarakat. Agustiar, yang merupakan kakak kandung Gubernur Sugianto Sabran, memanfaatkan koneksi keluarganya dalam menjalankan kampanye. Kunjungan ke pasar-pasar tradisional dan interaksi langsung dengan warga menjadi salah satu cara Agustiar membangun citra sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.

Bacaan Lainnya

Namun, citra ini mungkin tidak cukup jika tidak diimbangi dengan serangan udara yang kuat melalui media sosial. Pemilih menengah ke bawah di Kalteng, yang jumlahnya signifikan, kini semakin terhubung melalui platform digital. Meski media online adalah alat penting untuk meningkatkan popularitas, fokus terlalu berat di sana bisa jadi langkah yang keliru, terutama mengingat tren keberhasilan tokoh nasional seperti Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 yang mengandalkan media sosial sebagai kanal utama untuk menjangkau masyarakat luas.

H. Abdul Razak: Figur Senior yang Dikenal Konsisten

Sebagai tokoh senior yang pernah menjabat sebagai  Bupati Kotawaringin Barat dan Anggota DPRD Provinsi Kalteng, H. Abdul Razak memiliki pengalaman dan nama besar. Dia berusaha membangun kembali citranya sebagai figur pemersatu yang konsisten memperjuangkan kemajuan daerah. Kehadirannya di berbagai acara formal dan informal menunjukkan kemampuannya membina hubungan lintas golongan. Namun, Razak menghadapi tantangan dalam menarik pemilih muda dan kalangan menengah ke bawah yang lebih dinamis dan membutuhkan pendekatan digital yang kuat.

Abdul Razak perlu mempertimbangkan strategi media sosial untuk memperluas jangkauan kampanyenya. Tanpa itu, dukungan luas dari kalangan muda dan pengguna aktif internet di Kalteng bisa saja direbut oleh pesaing yang lebih progresif.

Willy M Yoseph: Citra Pemimpin Pembangunan

Willy M Yoseph, mantan Bupati Murung Raya, dikenal dengan track record-nya di bidang pembangunan. Strategi sosialisasinya difokuskan pada penekanan pengalaman dan keberhasilannya membangun infrastruktur di Murung Raya. Namun, seiring perkembangan zaman, pemilih saat ini tidak hanya mencari pemimpin yang andal dalam pembangunan fisik, tetapi juga yang mampu mengomunikasikan visi dan gagasan melalui platform digital.

Willy harus lebih banyak tampil di media sosial untuk menjangkau generasi muda yang aktif secara daring. Meski media online menjadi alat efektif, penetrasi media sosial yang konsisten dan terstruktur akan memberi efek signifikan pada elektabilitasnya, terutama di kalangan pemilih pemula dan kelas menengah ke bawah.

Nadalsyah Koyem: Pemimpin Rakyat dengan Sentuhan Pribadi

Nadalsyah Koyem, yang juga dikenal sebagai Bupati Barito Utara, memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang sangat dekat dengan rakyat. Ia sering terlibat dalam acara-acara lokal, berbaur dengan masyarakat, dan hadir dalam kegiatan sosial yang langsung menyentuh kehidupan warga. Hal ini memperkuat citra Nadalsyah sebagai pemimpin rakyat yang peduli dan memahami kebutuhan masyarakat kecil.

Namun, tantangan besar Nadalsyah terletak pada penetrasi digitalnya. Meskipun ia berhasil menarik perhatian di tingkat lokal, kampanye serangan udara melalui media sosial masih perlu digenjot. Jika tidak diperkuat, Nadalsyah bisa kalah bersaing dalam medan pertempuran digital yang semakin menjadi kunci kemenangan politik di era sekarang.

Siapa yang Diunggulkan?

Dari keempat calon ini, H. Agustiar Sabran memiliki posisi yang cukup kuat berkat jaringan politik yang luas dan modal pengaruh keluarganya. Namun, kekuatan Agustiar bisa terkikis jika tidak mampu memanfaatkan media sosial secara maksimal untuk menarik simpati pemilih muda dan menengah ke bawah.

Peluang yang sama juga dimiliki Nadalsyah Koyem dengan citranya yang merakyat, tetapi ia harus segera menguatkan strategi digitalnya agar tidak terjebak hanya pada pendekatan konvensional.

Sementara itu, H. Abdul Razak dan Willy M Yoseph, meski memiliki pengalaman dan prestasi, perlu lebih inovatif dalam pendekatan kampanye mereka, terutama dengan memperkuat kehadiran di media sosial untuk bersaing dengan kandidat yang lebih progresif.

Pada akhirnya, pencitraan yang baik tidak hanya berpusat pada kehadiran di lapangan dan media online. Seperti yang telah dibuktikan oleh Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024, strategi media sosial yang kuat untuk serangan udara menjadi kunci penting dalam memenangkan hati pemilih, khususnya di wilayah seperti Kalimantan Tengah yang terus berkembang dalam penetrasi digital.

Pos terkait