Kurangnya Pemahaman Branding Media Sosial di Kalangan Media Online Kalteng

Branding Sotck (FOTO : istimewa)

kaltengpedia.com – Di era digital yang semakin berkembang, media sosial menjadi salah satu alat utama dalam membangun citra dan memperluas jangkauan sebuah media. Namun, banyak media online di Kalimantan Tengah masih belum memahami pentingnya branding di platform digital, yang mengakibatkan minimnya daya saing dan keterlibatan audiens.

Berdasarkan pantauan Litbang Kaltengpedia, sebagian besar media online lokal lebih fokus pada produksi berita tanpa memperhatikan strategi branding yang kuat di media sosial. Akibatnya, meskipun memiliki konten yang berkualitas, mereka sulit menjangkau audiens lebih luas dan meningkatkan interaksi dengan pembaca.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan lemahnya branding media online di Kalteng adalah kurangnya strategi digital yang terencana. Banyak media hanya mengandalkan unggahan berita secara rutin tanpa mempertimbangkan aspek visual, interaksi, dan konsistensi identitas merek. Padahal, media sosial tidak hanya sekadar platform distribusi berita, tetapi juga alat untuk membangun kepercayaan dan loyalitas pembaca.

Menurut pengamat media digital Yanor Akhmad, branding media sosial membutuhkan pendekatan yang lebih terarah. “Media harus memahami bagaimana membangun engagement dengan audiens, menggunakan desain visual yang menarik, serta menciptakan ciri khas yang mudah dikenali. Tanpa itu, sulit untuk bersaing di dunia digital yang sangat kompetitif,” ujar seorang Yanor (18/02).

Selain branding, pemahaman tentang algoritma media sosial juga menjadi kelemahan utama banyak media online di Kalteng. Platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok memiliki sistem yang mendorong konten tertentu berdasarkan keterlibatan pengguna. Media yang tidak memahami cara kerja algoritma ini akan sulit mendapatkan visibilitas yang optimal.

“Banyak media yang masih mengunggah berita dengan pola lama, tanpa memperhitungkan faktor engagement seperti komentar, like, dan share. Jika tidak ada interaksi, maka algoritma tidak akan memprioritaskan konten tersebut untuk muncul di beranda pengguna,” jelas seorang praktisi media sosial di Palangka Raya.

Dengan memahami branding dan strategi digital yang tepat, media online di Kalteng dapat lebih berkembang dan memiliki daya saing yang lebih baik. Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi media yang ingin tetap relevan di era informasi yang semakin kompetitif ini.

Pos terkait