Fenomena Media Online Pendatang di Kalteng:Antara Keberanian dan Tantangan Etika

Online news on a smartphone and laptop. (Mockup website)

kaltengpedia.com – Dalam satu tahun terakhir, lanskap media online di Kalimantan Tengah mengalami perubahan signifikan dengan munculnya berbagai media baru yang mengusung gaya vokal dalam menyampaikan berita. Namun, fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana media pendatang ini mampu menjaga integritas jurnalistiknya, dan apakah layak mendapat kepercayaan serta kerja sama dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah?

Berdasarkan pantauan Litbang Kaltengpedia, sejumlah media baru yang hadir di Kalteng cenderung menggunakan pendekatan kritis yang agresif, terkadang dengan narasi yang menyerang media lain. Pola ini menimbulkan kekhawatiran terkait etika jurnalistik dan dampaknya terhadap ekosistem pers di daerah ini. Beberapa pihak menilai bahwa sikap terlalu vokal tanpa didasari fakta yang kuat dapat menjadi bumerang bagi media itu sendiri dan membahayakan kredibilitasnya dalam jangka panjang.

Keberadaan media yang vokal tentu memiliki peran penting dalam demokrasi, terutama dalam fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah. Namun, jika media tersebut lebih banyak mengusung narasi yang cenderung merendahkan media lain atau tidak berimbang dalam pemberitaan, hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi dunia jurnalistik di Kalteng.

Bacaan Lainnya

Pakar Digital Branding Soegimitro , dalam wawancaranya dengan Kaltengpedia, mengingatkan bahwa kebebasan pers harus tetap dibingkai dalam koridor etika jurnalistik. “Menjadi media yang kritis itu baik, tetapi tetap harus menjunjung prinsip keberimbangan dan tidak menjelekkan sesama insan pers. Persaingan sehat dan profesionalisme adalah kunci agar media di Kalteng tetap berkembang secara positif,” ujarnya (18/02).

Fenomena munculnya media pendatang yang agresif ini juga mencerminkan persaingan yang semakin ketat di dunia digital. Dengan kemudahan akses informasi dan perkembangan teknologi, siapa pun kini dapat mendirikan media online dengan cepat. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana mempertahankan keberlanjutan media tersebut dengan tetap menjaga integritas dan kepercayaan publik.

Jika pola pemberitaan yang mengarah pada provokasi dan tidak berimbang terus berkembang, dikhawatirkan akan merusak ekosistem media di Kalimantan Tengah. Hal ini tidak hanya berpengaruh terhadap media itu sendiri tetapi juga terhadap kualitas informasi yang diterima oleh masyarakat.

Sebagai konsumen informasi, masyarakat juga harus lebih cermat dalam menyaring berita yang diterima. Media yang benar-benar berkualitas akan bertahan dengan profesionalisme dan independensinya, sementara yang hanya mengandalkan sensasi tanpa dasar yang kuat akan ditinggalkan oleh pembacanya sendiri.

Dengan perkembangan ini, Pemprov Kalteng memiliki tugas penting untuk mendukung media yang kredibel dan berintegritas, bukan hanya sekadar vokal tanpa landasan yang kuat. Hanya dengan demikian, ekosistem media di Kalteng dapat tumbuh sehat dan memberikan manfaat bagi pembangunan daerah.

 

Pos terkait