Pilkada Kalteng 2024 : Prestasi Luar Biasa Nadalsyah Koyem

H. Nadalsyah (Koyem)

kaltengpedia.com – Siapa yang menyangka, seorang mantan tukang tambal ban yang dulunya bahkan harus putus sekolah karena kesulitan ekonomi, kini mampu membuat Kabupaten Barito Utara mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang.

Dialah H. Nadalsyah, atau yang akrab disapa Koyem. Lahir dan dibesarkan di tengah keluarga sederhana, pada 12 Maret 1965, dari pasangan H Anton Idris – Hj Siti Rokaiyah, di sebuah desa kecil bernama Lemo, di pinggiran Kota Muara Teweh, Koyem ditempa oleh kerasnya kehidupan.

Situasi itu mengajarkannya agar mampu hidup mandiri menghadapi berbagai persoalan. Kehidupan di masa kecil memberinya motivasi yang sangat kuat untuk meraih cita-cita besar, demi membahagiakan orang lain.

Bacaan Lainnya

Setapak demi setapak, jalan-jalan sunyi penuh kemandirian ia lalui. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat dasar di desa kelahirannya, Lemo, Koyem merantau untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP di Kota Muara Teweh.

Di samping bersekolah, Koyem kecil menyibukkan diri menjadi mekanik “Mini Motor”, bengkel milik pamannya. Dulu bengkel itu terletak di Jalan Panglima Batur, tepatnya di kawasan bantaran Sungai Barito, dekat Langgar Nurul Iman, yang kini menjadi kawasan water front city.

Pekerjaan itu ia lakoni dengan rajin dan jujur. Dari sinilah pengalamannya menjadi seorang pengusaha mulai terbentuk. Ia sangat memahami bahwa hidup adalah perjuangan, dan tugas manusia adalah berjuang dengan mencari solusi atas berbagai ujian hidup.

Hasil bekerja di bengkel itu selain ia gunakan untuk membantu biaya  bersekolah agar dapat meringankan beban orangtuanya, juga bisa untuk sedikit mentraktir teman-teman sekolah

Setelah lulus SMP, Koyem pun melanjutkan jenjang pendidikan dan diterima masuk di SMA Negeri 1 Muara Teweh. Pada babak inilah, Koyem harus dihadapkan pada pilihan yang cukup sulit. Ketika ekonomi keluarganya berada dalam situasi yang tidak baik, ia terpaksa harus berhenti sekolah saat berada di kelas 2 SMA.

Hidup dengan segala kekurangan memang sangatlah berat. Tidak semua keinginan dapat segera diwujudkan. Tapi bagi Koyem yang memiliki mental baja, kekurangan itu justru dijadikan sebagai cambuk untuk menggapai kehidupan yang lebih baik.

Ketika remaja, Koyem sangat meyakini bahwa dibalik kekurangan pasti ada jalan untuk menggapai kehidupan yang lebih baik. Apalagi ia diajarkan oleh kedua orangtuanya agar terus bekerja keras, berani mengambil risiko, piawai mencari peluang, konsisten dengan sikap, dan wajib memiliki integritas tinggi.

Koyem pun kemudian bekerja sebagai motoris speed boat penumpang jurusan Muara Teweh – Puruk Cahu. Setelah itu, ia menjadi ABK kapal penarik rakit/batang. Dari sinilah kariernya sebagai pengusaha mulai terbuka ketika ia ditawari untuk mengelola usaha perkayuan, yang memang menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan saat itu.

Berkat keuletannya dalam mengoperasikan rakit dari Sungai Teweh menuju Sungai Barito, bahkan sampai ke Banjarmasin, Koyem pun dipercaya menjadi General Manajer pada perusahaan kayu besar tempatnya bekerja, yakni PT. Austral Byna.

Sukses mengelola usaha perkayuan, bisnisnya terus merambah ke jenis usaha lain, dimana ia kemudian mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama PT. Mitra Barito Group (MBG), yang bergerak di bidang pertambangan batu bara yang memiliki konsesi lahan produksi sendiri.

Secara simultan sebagai perusahaan lokal, MBG yang fokusnya adalah perusahaan bisnis yang berorientasi profit, membuka lapangan kerja di Barito Utara dengan mempekerjakan ribuan karyawan.

Setelah itu, juga melebarkan sayap kepada orientasi kemanusiaan untuk masyarakat luas. Berbagai program CSR, donasi, bantuan-bantuan kemanusiaan, digelontorkan oleh perusahaan ini untuk masyarakat.

Dalam situasi seperti inilah, muncul sebuah cita-cita yang lebih besar untuk membantu masyarakat dan daerah. Koyem menyadari tidak cukup hanya dengan memberi bantuan cash and carry yang sifatnya pragmatis, tapi harus menyeluruh dan sustainable.

Caranya adalah dengan memegang kendali kebijakan publik, yaitu terjun ke dunia politik, menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Barito Utara, tempat ia lahir, besar, dan bertumbuh. Uang sifatnya bisa habis, tapi kebijakan mampu menyentuh ruang-ruang terkecil hingga dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.

Pada tahun 2011, Koyem yang ternyata memang masih punya keinginan agar memiliki ijazah SMA, mengikuti program Kejar Paket C di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, agar bisa memenuhi syarat untuk ikut berkompetisi. Hasilnya, ia lulus dan memiliki ijazah setara dengan SMA pada tahun 2012.

Lalu pada tahun 2013, demi merealisasikan cita-cita besar membangun kampung halaman, Koyem mencalonkan diri sebagai Bupati Barito Utara, berpasangan dengan Ompie Herby sebagai wakilnya.

Dengan modal tekad yang kuat, niat yang tulus, ditambah track record dan citra positif selama memimpin perusahaan, pasangan Nadalsyah-Ompie terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Barito Utara periode 2013-2018.

Di sinilah, peran Koyem kecil dulu yang gigih berjuang dan tidak kenal lelah, terimplementasi dengan baik. Cita-citanya untuk membangun daerahnya agar bisa menjadi lebih maju dan sejahtera dapat terwujud dengan menerapkan berbagai program yang berpihak kepada rakyat.

Selama memimpin Barito Utara, banyak pencapaian-pencapaian yang menaikan indeks prestasinya sebagai pemimpin, dimana ia berhasil membawa Kabupaten Barito Utara ke arah yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Selepas menjabat pada periode pertama, tidak heran ketika ia kembali maju di Pilkada 2018 (dengan menggandeng Sugianto Panala Putra), pasangan ini menang telak dengan perolehan suara fantastis. Sekali lagi, Koyem dipercaya memimpin Kabupaten Barito Utara untuk periode kedua, 2018-2023.

Sejak menduduki tampuk kepemimpinan di Kabupaten Barito Utara pada tahun 2013, Koyem menjalankan program-program yang tertuang di dalam visi-misinya dengan baik. Salah satunya adalah membenahi infrastruktur.

Sebagai seorang pengusaha, ia sangat memahami bahwa infrastruktur merupakan urat nadi terlaksananya pembangunan yang memegang peranan penting dalam mendorong terciptanya kemajuan di berbagai sektor lainnya.

Program infrastruktur yang terbilang cukup fenomenal di samping program infrastruktur yang berjalan setiap tahun antara lain: RSUD Muara Teweh, Islamic Center (Dana pribadi), Pasar Dermaga, Rumah Jabatan Bupati, Water Front City, Jembatan Pangulu Iban Penyeberangan Muara Teweh – Jingah, Jembatan Sungai Benao (Dana Pribadi), Jembatan Desa Sabuh (Dana Pribadi), Jembatan Penyeberangan Sikan – Tumpung Laung, Jembatan Penyeberangan Muara Teweh – Lemo, Turap/Siring Sungai Barito Lanjas, serta pembukaan Jalan Tembus Lemo-Simpang Batapah (jalur alternatif dari Kota Muara Teweh menuju Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah).

Begitu pula dengan pembangunan SPBU yang dikelola oleh Perusda Batara Membangun, untuk memenuhi ketersedian BBM sebagai salah satu sumber utama dalam rantai perekonomian di Barito Utara.

Ada pula penataan Bumi Perkemahan Panglima Batur, juga pembenahan Fasilitas Objek Wisata Danau Tringsing, Fasilitas Objek Wisata Air Terjun Jantur Doyam, Rehabilitasi Masjid Raya Shiratal Mustaqim, serta pengadaan alat-alat olahraga di Taman Kota Muara Teweh.

Tak kalah penting adalah pembangunan Ruang Terbuka Hijau RSUD Muara Teweh, Air Mancur Menari di Taman Lampion, membantu melanjutkan pembangunan Bandara HM Sidik yang sempat tertunda hingga selesai, pemasangan lampu-lampu hias yang memperindah Kota Muara Teweh di malam hari, serta membangun ratusan Masjid dan Musholla di pedesaan menggunakan dana pribadi.

Selain itu, fasilitas-fasilitas daerah yang sudah ada dari sebelum ia menjadi Bupati pun, selalu dirawat sebaik mungkin. Seperti Stadion Swakarya, Arena Terbuka Tiara Batara, Tugu Panglima Batur, Rumah Sakit, Puskesmas, Taman, dan Bundaran yang ada di dalam dan di luar Kota Muara Teweh, dll.

Kemudian, salah satu keberhasilan Koyem yang most memorable adalah sejak memimpin KONI Barito Utara mulai tahun 2015, ia berhasil meningkatkan jumlah pengurus cabang Olahraga Barito Utara dua kali lipat dari hanya 16 cabor pada tahun 2015 menjadi 30 cabor pada tahun 2018.

Pertambahan pengurus cabang olahraga adalah komponen utama dalam memicu prestasi olahraga. Kecintaan Koyem terhadap olahraga terlahir sudah sejak lama sebelum menjabat sebagai Bupati melalui IMI, dengan menyelenggarakan event-event besar berskala nasional yang dibiayai dari dana pribadi.

Tentu saja ketika menjadi kepala daerah, ia mampu mengakselerasikan kecintaannya tersebut lewat Koni Barito Utara. Puncaknya adalah ketika Barito Utara berhasil ditunjuk menjadu tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi Kalimantan Tengah ke-11 pada tahun 2018 yang bersifat mandiri dan pertama kali dilaksanakan di luar Ibukota Kalteng.

Sebagai event tertinggi, prestisius, dan bergengsi di Kalteng, menjadi tuan rumah Porprov adalah langkah berani dan luar biasa. Sebab sebelumnya event ini tidak pernah dilaksanakan di luar Ibukota Provinsi dengan alasan biaya, dan sarana prasarana yang tidak memadai.

Koyem pun secara simultan dan masif membangun dan merehabilitasi sarana prasarana, pengadaan alat-alat tanding, dan mensinergikan prestasi atlet-atlet Barito Utara dengan KONI Kalteng.

Pelaksanaan ini berhasil dan sukses baik dari segi penyelenggaraan, prestasi, serta pertanggung jawaban. Dengan raihan medali nomor urut 2 di bawah Kota Palangka Raya setelah sebelumnya hanya selalu bertengger di 5 besar. Clue-nya even ini selanjutnya dengan mudah bisa di contoh dan di ikuti oleh daerah lain di Kalteng.

Koyem juga mencoba menata sistem manajemen fundamental dalam administrasi yaitu akuntabilitas penggunaan anggaran. Tiap saat ia berkomunikasi dan berinteraksi dengan berbagai pihak, tidak sungkan belajar, dan hasilnya langsung terealisasi.

Barito Utara langsung mendapat Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) pada tahun 2014, setelah sebelumnya kerap mendapat disclaimer. Tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Kabupaten Barito Utara langsung melesat meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), 7 kali berturut-turut hingga tahun 2022.

Dari sisi perdagangan, Koyem berhasil mempertahankan, bahkan meningkatkan laju pertumbuhan di saat pertumbuhan nasional dan global yang mengalami perlambatan akibat terjadinya akibat terjadinya resesi ekonomi, yaitu dari angka 5,51% pada tahun 2013, naik menjadi 6,28% pada tahun 2017.

Di bidang pendidikan, Koyem menginstruksikan dinas terkait agar membangun dan merehabilitasi sekolah secara masif, sarana penunjang, ketersediaan tenaga pendidik, dan sejahteranya tenaga pendidik menjadi tolak ukur pemicu naiknya secara drastis kualitas dan kuantitas pendidikan di Barito Utara.

Karena sumber daya manusia berkualitas adalah tabungan multi effect untuk masa depan Barito Utara. Dimana puncaknya, akselerasi jasa di bidang pendidikan meningkat, dari 4,40 pada tahun 2013, menjadi 6,72 pada tahun 2017.

Untuk ketersediaan air bersih yang merupakan kebutuhan utama masyarakat, dari tengah kota hingga ke pelosok-pelosok desa, Koyem menginstruksikan PDAM agar memperbesar kapasitas distribusi air dengan menambah sarana prasarananya dalam hal mengimbangi kebutuhan masyarakat yang juga semakin besar.

Sehingga tidak heran, stressing dari kepala daerah untuk pemenuhan ketersediaan air, PDAM berhasil menaikan tingkat layanan dan pemenuhan dari sebelumnya hanya 5,51% pada tahun 2013, meningkat jadi 6,28% pada tahun 2017.

Untuk Indeks Pembangunan Manusia yang berfungsi untuk mengukur pencapaian suatu daerah dalam melaksanakan pembangunan yang berbasis pada beberapa komponen dasar kualitas hidup masyarakatnya.

Di bawah kepemimpinan Koyem sebagai Bupati, angka IPM Barito Utara terus meningkat dari 65,12 persen pada tahun 2013, menjadi 68,72 persen pada tahun 2018. Hal itu dipacu dengan tersedianya lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, dan angka harapan hidup yang terus bertumbuh secara positif di Barito Utara.

Dulu, meskipun di Kabupaten Barito Utara, khususnya di Kota Muara Teweh, ada banyak SPBU, nyatanya masih banyak yang harus antri cukup panjang, begitu datang BBM bersubsidi.

Akibatnya banyak masyarakat yang sebenarnya sangat membutuhkan subsidi, justru tidak kebagian dari suplai tersebut. Koyem pun mengusulkan pembangunan SPBU baru yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda) milik Pemkab.

Meskipun prosesnya cukup alot, karena izinnya baru bisa keluar setelah beberapa tahun, tapi akhirnya dengan kerja keras Perusda Batara Membangun, SPBU Mitra Batara Sarana Mandiri pun akhirnya berhasil dibangun, dan diresmikan oleh Koyem selaku Bupati Barito Utara, pada 25 Februari 2019.

Sejak adanya SPBU tersebut, warga Barut tidak lagi harus mengambil antrian panjang, ataupun kuatir tidak kebagian BBM bersubsidi. Sekarang, status SPBU PT MBSM itu telah meningkat, dari Modular menjadi Reguler. Perusda Batara Membangun pun juga telah diresmikan sebagai Distributor Pupuk Non Subsidi PT Pupuk Kaltim.

Di bidang ketahanan pangan, Koyem benar-benar dapat mengembangkan lahan-lahan potensial yang ada di Kabupaten Barito Utara untuk berbagai kegiatan, baik pertanian ataupun perkebunan.

Dengan dukungan anggaran, program, dan kegiatan yang fokus saling terintegrasi antar-Lembaga, instansi dan OPD terkait, Barito Utara dipastikan mampu menjadi salah satu penyangga pertumbuhan perekonomian di daerah Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

Berikut pencapaian Pemkab Barito Utara di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan:

  1. Meningkatnya produksi jagung hingga mencapai 100 ribu ton lebih selama 5 tahuh terakhir dan merupakan produksi jagung terbesar di Kalimantan Tengah.
  2. Mencapai swasembada padi/beras selama 4 tahun terakhir dimana produksi padi mencapai 36 ribu ton lebih Gabah Kering Giling (GKG) dan 20 ribu ton lebih untuk produksi beras.
  3. Dalam 2 tahun terakir berhasil membuat demplot padi percontohan di lahan marginal yang mendapatkan produksi yang maksimal dimana pada demplot terakhir produksi padi mencapai 8 ton/Ha dengan menggunakan varietas intani. Demplot ini bertempat di lahan Kelompok Tani Mitra Laba binaan Bupati Barito Utara H Nadalsyah.
  4. Varietas padi ladang Talun Koyem telah didaftarkan sebagai Identitas Geografis (IG) Barito Utara, yang merupakan varietas unggulan padi ladang di Barito Utara karena memiliki keunggulan rasa yang enak dan merupakan tanaman padi asli setempat.
  5. Meningkatnya populasi ternak besar terutama sapi dan kambing. Populasi ternak sapi mencapai 3 ribu lebih dan ternak kambing mencapai 11 ribu lebih dengan produksi daging mencapai 222 ton lebih. Di samping itu, produksi telur meningkat pesat mencapai 570 ton lebih. Ini penanda menjamurnya usaha ayam petelur.
  6. Meningkatnya perkebunan kelapa sawit, dimana kebun sawit rakyat meningkat pesat seiring membaiknya harga TBS sawit 2 tahun terakhir dengan luas tanam mencapai 24 ribu hektare lebih.
  7. Meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana pertanian dalam kurun waktu 6 tahun terakhir diantaranya:

– Cetak sawah seluas 1.200 Ha

– Optimasi lahan eksisting seluas 1.500 Ha lebih

– Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) sebanyak 54 Unit

– Pembangunan Embung dan DAM Parit sebanyak 31 Unit

– Peningkatan BPP menjadi BPP Model sebanyak 3 Unit

– Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) sebanyak 39 Unit

– Pembangunan Rumah Potong Hewan dan PUSKESWAN.

Selain itu, lahan padi sawah Kelompok Tani (Poktan) Mitra Laba Paring Lahung yang dibina langsung oleh Koyem, memiliki inovasi yang patut diacungi jempol. Bayangkan saja! Lahan yang terletak di atas bukit tanpa pengairan, mestinya mustahil bisa dijadikan sebagai tempat persawahan. Nyatanya, dengan inovasi yang dilakukan oleh petani Mitra Laba, mereka dapat mengintegrasikan air dari kolam kecil dan dialirkan ke sawah.

Cara tersebut membuahkan hasil yang memuaskan. Kolam kecil tersebut dapat menghasilkan ikan, dan sawah bisa menghasilkan padi. Wajar jika cara penanamannya pun dijadikan contoh untuk diterapkan oleh poktan-poktan lain.

Tercatat, sejauh ini ada 557 poktan yang dibina oleh Pemerintah Kabupaten Barito Utara. Misalnya, bantuan pupuk, penyediaan benih unggul, perbaikan jaringan irigasi, bantuan obat-obatan, serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang disalurkan kepada kelompok tani dan masyarakat yang ada di Barito Utara.

Koyem juga menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi dan UKM (Disnakertranskop UKM) setempat agar rutin memberikan pelatihan kerja kepada masyarakat. Mulai dari pelatihan digitalisasi koperasi menuju koperasi modern dan pelatihan kerajinan berbahan dasar rotan, komputer desain grafis, menjahit pakaian, hingga perbengkelan kendaraan roda dua.

Pelatihan tersebut diharapkan bisa membekali warga agar memiliki kompetensi pengetahuan dan keterampilan, menjadi tenaga kerja yang siap kerja dan siap pakai, serta mampu menciptakan lapangan kerja atau berwirausaha. Ujungnya, bisa menjadi sumber penghasilan, sekaligus menanggulangi dampak inflasi dan pengangguran di Kabupaten Barito Utara.

Dalam menghadapi Pandemi Covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020, Pemkab Barito Utara menjadi yang paling cepat dalam mengambil tindakan dibandingkan daerah lain di Kalteng. Sejak terjadi kasus positif pertama yang diumumkan langsung oleh Pemerintah Pusat pada 2 maret 2020, Koyem segera berkonsultasi dengan para ahli kesehatan untuk mencari informasi yang akurat tentang virus corona.

Setelah itu, Pemkab Barut pun langsung merilis edukasi yang berisi penjelasan tentang gejala medis, riwayat penyebaran virus, serta langkah pencegahan. Edukasi tersebut di- share melalui media sosial, juga dicetak ke dalam bentuk pamflet dan spanduk, mengingat belum tentu semua orang menggunakan medsos.

Ketika edukasi sudah tersampaikan dengan baik, masyarakat pun dapat mengubah pandangan dari yang sebelumnya cemas, bisa menjadi lebih tenang. Soalnya, mereka sudah mengerti peristiwa yang terjadi, dan tidak lagi kebingungan. Masyarakat bisa menjadi lebih paham tentang apa yang harus dilakukan untuk membantu pemerintah dalam menghadapi wabah tersebut.

Tidak hanya itu, Koyem juga menginstruksikan instansi-instansi terkait agar segera menetapkan kasus siaga non bencana, gugus tugas, penyiapan anggaran, penetapan protokol kesehatan, meliburkan anak-anak sekolah dengan catatan tetap bejalar di rumah, memberlakukan work from home, serta melakukan penyemprotan desinfektan dan menyediakan fasilitas cuci tangan di tempat-tempat umum.

Sistem yang diterapkan oleh Pemkab Barito Utara terbukti cukup efektif untuk menahan penyebaran virus, sampai akhirnya vaksin telah ditemukan, dan kini status pandemik secara perlahan mulai berganti dengan endemik.

Lebih lanjut, Pemkab Barito Utara pun berhasil memperjuangkan sektor kelistrikan. Sejauh ini, 77,66 % dari wilayah Kabupaten Barito Utara telah dialiri listrik PLN, yaitu sebanyak 80 desa/kelurahan dari total 103 desa/kelurahan.

Memang benar, PLN adalah perusahaan negara yang manajemennya berada di luar kewenangan Pemkab Barut. Namun disini Koyem sendiri-lah selaku Bupati yang mengajukan permintaan dan memperjuangkan agar segera dilakukan pemasangan listrik di kawasan-kawasan yang masih belum dialiri listrik.

 

Atas segala prestasi yang telah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Barito Utara di bawah kepemimpinan Koyem, berbagai penghargaan pun diterimanya, di antaranya:

  • Piagam Adipura Kota Kecil pada tahun 2014, yang merupakan simbol kebersihan.
  • Piagam Kehormatan Satyalencana Pembangunan, yang disematkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo (Jokowi), pada Pekan Nasional KTNA XV 2017, di Kota Banda Aceh.
  • Piagam Penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilan Pemerintah Kabupaten Barito Utara menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan Capaian Tertinggi Dalam Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.
  • PIN Emas dari Ketua Pengurus KTNA Tahun 2017, atas Prestasi Meraih Swasembada Pangan.
  • Piagam Penghargaan Pramesti dari Direktur Jendral dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI karena telah menetapkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang Kawasan Tanpa Rokok.
  • Piagam Penghargaan dari BPJS Kesehatan karena telah menjamin Rakyatnya Sehat dan Sejahtera Melalui Integrasi Jamkesda dalam Program JKN-KIS.
  • Piagam Penghargaan dari BPK-RI Perwakilan Kalteng kepada Pemkab Barito Utara sebagai Peserta Terbaik dalam Kategori Presentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK Semester I Tahun 2017.
  • Piagam Penghargaan Dari Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit Kemenkes RI atas tercapaianya imunisasi Dasar Lengkap >_80% pada tahun 2016.
  • Piagam Penghargaan dari BPK-RI Perwakilan Kalteng sebagai peserta terbaik dalam kategori Presentase Tingkat Penyelesaian Tingkat Lanjut Berdasarkan Nilai Rekomendasi, Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK Semester II Tahun 2017.
  • Anugerah Adhitya Mahatva Yodha Award 2017, Penghargaan Pembina Umum Karang Taruna Terbaik Tahun 2017 yang diberikan langsung oleh Menteri Sosial RI Dr. H. Idrus Marham
  • Piagam Penghargaan berupa PIN Emas dari Persatuan Wartawan Indonesia pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah dan hari Ulang Tahun PWI ke 72 yang disematkan langsung oleh Sekretaris PWI Pusat Hendry Ch Bangun.
  • Piagam Penghargaan capaian Imunisasi Measles dan Rubella (MR) tahun 2018 dari Gubernur Kalimantan Tengah.
  • Piagam Penghargaan dari Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka berupa Lencana Melati, pada acara puncak Peringatan Hari Pramula ke-57, pada 29 Oktober 2018 sebagai prestasi yang sangat besar atas jasa pembinaan dan perkembangan Pramuka di Barito Utara.
  • Piagam Penghargaan Juara Terbaik ke 2 se-Indonesia untuk Pasar Bebas Banjir (PBB) Muara Teweh, atas penilaian Lomba Pasar Percontohan Pasar Aman Dari Bahan Berbahaya tahun 2019, dari Perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
  • Piagam Penghargaan atas prestasi sebagai Kabupaten dengan capaian respinse rate yang melebihi target dalam pelaksanaan Sensus Penduduk Online, dari Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, pada tahun 2020.
  • Predikat B Dalam Penilaian SAKIP tahun 2020, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
  • Piagam Penghargaan dari Menteri Keuangan RI atas keberhasilan menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahun 2020 dengan capaian Opini WTP.
  • Piagam Penghargaan pada Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3 dari Deputi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah, pada 15 Maret 2021.
  • Piagam Penghargaan Kabupaten Peduli HAM dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI sebanyak 2 kali. Pertama pada tahun 2017 di Surakarta, kedua di pada acara puncak Peringatan Hari HAM Sedunia ke-72 di Jakarta, Tahun 2022.
  • Piagam Penghargaan sebagai TOP Pembina BUMD 2022, dan PDAM Barito Utara meraih predikat bintang 3 TOP BUMD Award 2022, yang diselenggarakan oleh Majalah Top Bussiness (yang diterbitkan PT Madani Solusi Internasional), bekerjasama dengan Institut Otonomi Daerah (i-OTDA) dan beberapa Lembaga, Asosiasi dan Konsultan Bisnis Serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Padjajaran Bandung.
  • Piagam Penghargaan Sertifikat Frambusia dari Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, 2023.

Jika melihat keberhasilan Koyem memimpin Barito Utara, rasanya tidak berlebihan jika ia dijagokan ke arena yang lebih luas, yakni Pemilihan Gubernur Kalteng 2024. Sebab secara kontekstual masa jabatan Koyem sebagai Bupati dua periode akan berakhir di September 2023 , dan secara faktual ia telah menanamkan pondasi-pondasi yang cukup kuat untuk dilanjutkan oleh penerusnya di Barito Utara.

Bagi Koyem, untuk meraih kemajuan besar dan siginifikan dibutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Zona itulah yang dulunya ditinggalkan Koyem ketika menjadi pengusaha lalu terjun ke dunia politik, hingga terpilih menjadi Bupati Barito Utara. Ia meninggalkan segala bentuk kenyamanan yang dimilikinya sebagai pengusaha, agar bisa berbagi dengan masyarakat lewat kebijakan sebagai seorang Kepala Daerah.

Menuju Pilgub Kalteng 2024 bukannya tanpa risiko. Bagi Koyem, itu merupakan grade kedua dalam mengambil risiko keluar dari zona nyaman. Berbagai tantangan pasti akan ia temui, terutama dari kandidat-kandidat lain yang merasa tersentil dengan eksistensinya.

Politik adalah seni untuk membantu masyarakat umum melalui kebijakan pemerintah. Dengan memimpin daerah, Koyem dapat menyalurkan ide, gagasan, dan terobosan untuk kesejahteraan masyarakat agar dapat menjadi realita. Seperti matahari, Koyem diharapkan agar terus memancarkan sinarnya untuk menerangi gelap dan memberikan kehangatan ke setiap tempat.

Pos terkait