kaltengpedia.com – Kalimantan Tengah, salah satu provinsi kaya sumber daya alam, menghadapi tantangan besar dalam optimalisasi ekspor tambang. Berdasarkan data dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Eko Marsoro, pada April 2024 ekspor tambang melalui pelabuhan di Kalteng hanya mencakup 9,30 persen dari total ekspor, dengan nilai mencapai US$2,91 juta. Sebagian besar ekspor tambang, terutama batu bara, masih dilakukan melalui pelabuhan di luar provinsi.
Sebaliknya, ekspor hasil industri seperti minyak kelapa sawit, kayu olahan, dan residu industri makanan mendominasi pelabuhan Kalteng dengan nilai US$28,39 juta atau 90,70 persen. Di sisi lain, produk pertanian seperti ikan dan udang lebih sering diekspor melalui Bandara Tjilik Riwut dengan nilai mencapai US$2,24 ribu.
Mengapa Ekspor Tambang Masih Mengandalkan Pelabuhan Luar?
- Keterbatasan Infrastruktur Pelabuhan
Pelabuhan di Kalteng, terutama yang dekat dengan wilayah tambang, masih kurang memadai untuk menangani volume besar ekspor tambang seperti batu bara. - Efisiensi Logistik
Pelabuhan luar provinsi, seperti di Kalimantan Selatan atau Kalimantan Timur, seringkali menawarkan layanan lebih cepat dan efisien dalam proses bongkar muat serta akses ke pasar internasional. - Biaya Operasional Tinggi
Pengangkutan hasil tambang dari lokasi produksi ke pelabuhan lokal seringkali lebih mahal dibandingkan dengan langsung menggunakan pelabuhan luar. - Kurangnya Fasilitas Khusus Tambang
Pelabuhan di Kalteng belum memiliki fasilitas lengkap untuk mendukung ekspor komoditas tambang dalam skala besar, seperti conveyor system atau terminal khusus batu bara.
Peran Pemerintah Daerah: Masalah yang Perlu Diatasi
Minimnya kontribusi pelabuhan lokal dalam ekspor tambang menunjukkan perlunya langkah strategis dari pemerintah, khususnya Gubernur Kalimantan Tengah, untuk mengatasi permasalahan ini. Beberapa isu utama yang memerlukan perhatian adalah:
- Peningkatan Infrastruktur Pelabuhan: Pembangunan dan modernisasi pelabuhan seperti Pelabuhan Sampit atau Pelabuhan Kumai untuk memenuhi kebutuhan ekspor tambang.
- Kebijakan Insentif: Memberikan insentif kepada perusahaan tambang untuk menggunakan pelabuhan lokal, seperti pengurangan biaya logistik atau pajak ekspor.
- Kerja Sama dengan Investor: Mengundang investor untuk membangun fasilitas pelabuhan dan infrastruktur pendukung di wilayah-wilayah strategis.
Solusi untuk Optimalisasi Ekspor Tambang melalui Pelabuhan Kalteng
- Pembangunan Terminal Khusus Tambang
Pemerintah provinsi dapat membangun terminal khusus untuk batu bara di pelabuhan strategis, sehingga proses ekspor lebih efisien dan ekonomis. - Pengembangan Transportasi Darat
Meningkatkan aksesibilitas jalan dari tambang ke pelabuhan untuk menekan biaya logistik. - Digitalisasi Proses Ekspor
Mengadopsi sistem digital untuk mempercepat dan mempermudah administrasi ekspor di pelabuhan lokal. - Penguatan Regulasi
Mewajibkan perusahaan tambang yang beroperasi di Kalteng untuk memprioritaskan pelabuhan lokal sebagai jalur ekspor utama.
Masa Depan Ekspor Tambang Kalteng
Dengan potensi besar tambang di Kalteng, optimalisasi pelabuhan lokal harus menjadi prioritas. Tidak hanya akan meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan mempercepat pembangunan ekonomi. Gubernur Kalteng diharapkan mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, menjadikan pelabuhan Kalteng sebagai pusat ekspor yang kompetitif di masa depan.