kaltengpedia.com – Dunia pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan, termasuk di sektor pertanian. Hal ini disampaikan Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, saat menghadiri kegiatan Gerakan Tanam Padi Serentak di 14 provinsi sentra utama padi yang digelar secara virtual bersama Presiden RI dan Menteri Pertanian RI dari Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Rabu (23/4).
“Kita ingin melahirkan lulusan-lulusan yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga terampil dan produktif. Pendidikan harus mampu menjawab tantangan zaman, termasuk menjadikan pertanian sebagai profesi masa depan yang strategis dan bergengsi,” tegas Reza.
Ia menekankan pentingnya pendidikan vokasi, pelatihan berbasis pertanian modern, serta integrasi kurikulum lokal dengan potensi daerah sebagai arah baru kebijakan pendidikan di Kalimantan Tengah. Reza juga menyebut bahwa sektor pertanian tidak boleh ditinggalkan oleh generasi muda, melainkan harus menjadi kebanggaan.
“Kami akan dorong sekolah-sekolah untuk membuka ruang kolaborasi dengan dinas teknis agar siswa punya pengalaman nyata dalam bertani. Anak-anak harus melihat pertanian bukan sebagai beban, tetapi sebagai peluang. Praktik langsung juga sudah diterapkan, seperti pemanfaatan pekarangan dan lahan sekolah untuk menanam sayuran dan padi,” ungkapnya.
Gerakan tanam padi serentak ini juga dihadiri secara virtual oleh Presiden RI Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya kedaulatan pangan nasional dan pemerataan ekonomi. “Kekayaan dan hasil pembangunan harus dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata,” ujar Presiden.
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, turut mengapresiasi semangat petani Indonesia yang menurutnya kini menjadi rujukan bagi negara lain. “Keberhasilan pertanian kita bahkan menarik perhatian Malaysia dan Jepang untuk belajar langsung dari Indonesia,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran melaporkan bahwa capaian tanam padi di Kalteng telah mencapai 23.000 hektar dari target 45.000 hektar nasional. Ia optimistis target 100.000 hektar tanam padi dapat tercapai di tahun 2025.
“Bertani adalah profesi yang mulia dan strategis. Kita harus bangga menjadi bagian dari gerakan pangan nasional,” tegas Agustiar, sambil mengajak generasi muda untuk tidak malu menjadi petani.
Berdasarkan data Asem KSA-BPS Kalteng, produksi padi Januari–Mei 2025 diperkirakan mencapai 130.305 ton Gabah Kering Giling (GKG) senilai lebih dari Rp846 miliar. Konversi ke beras menghasilkan sekitar 77.401 ton atau setara dengan Rp967 miliar.
Sebagai bagian dari upaya hilirisasi, Pemprov Kalteng saat ini tengah membangun Rice Milling Plant (RMP) modern di Desa Lempuyang. Fasilitas ini ditargetkan mulai beroperasi pada musim panen Agustus–September 2025 dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi serta daya saing pertanian Kalteng.
Acara ini turut dihadiri oleh Forkopimda Kalteng, Wakil Ketua DPRD Prov. Kalteng Muhammad Ansyari, Dirjen PSP Kementan Andi Nur Alamsyah, para bupati, staf ahli gubernur, asisten Setda, dan kepala OPD se-Kalimantan Tengah.