Kasus Video Call Seksual (VCS) di Kalteng Masih Marak, Siapa yang Terlibat?

Video Call Seksual (VCS) ilustrasi. Deeptrak

kaltengpedia.com -Kasus penyalahgunaan teknologi untuk aktivitas video call seksual (VCS) di Kalimantan Tengah (Kalteng) masih menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Aktivitas yang dinilai melanggar norma ini kerap dilakukan melalui media sosial atau aplikasi pesan instan, melibatkan berbagai kalangan, baik pelaku maupun korban.

Kasus ini sering kali melibatkan remaja, dewasa muda, bahkan oknum yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. Salah satu faktor pemicu maraknya kasus ini adalah kemudahan akses teknologi tanpa pengawasan yang ketat, serta lemahnya literasi digital sebagian masyarakat.

Menurut pengamat sosial dari Palangka Raya, Rulliansyah, maraknya kasus VCS di Kalteng tak lepas dari pengaruh media sosial yang memberikan ruang bagi aktivitas daring yang cenderung bebas. “Anonimitas yang ditawarkan oleh platform digital membuat banyak orang merasa bebas melakukan hal-hal di luar norma sosial,” ujarnya (12/1).

Bacaan Lainnya

Ia menambahkan bahwa pelaku VCS umumnya berasal dari berbagai kalangan, mulai dari remaja yang hanya iseng hingga orang dewasa yang menjadikan ini sebagai bentuk eksploitasi seksual.

Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah telah menerima laporan terkait kasus VCS, yang sering kali berujung pada pemerasan atau penyebaran konten intim tanpa izin. “Kami telah mengidentifikasi sejumlah kasus di mana pelaku memanfaatkan rekaman VCS untuk mengancam korban,” ujar Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji beberapa waktu lalu.

.Menurutnya, pelaku sering menggunakan cara-cara manipulatif untuk menarik perhatian korban, seperti berpura-pura menjadi teman lama atau menggunakan identitas palsu di media sosial. Setelah korban terperangkap, pelaku memanfaatkan rekaman tersebut untuk kepentingan pribadi, termasuk pemerasan.

Pihak berwenang enggan menyebutkan identitas pelaku secara rinci, tetapi menekankan bahwa kasus ini melibatkan pelaku dari berbagai profesi dan latar belakang. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga etika dalam berkomunikasi daring dan tidak tergiur ajakan yang melanggar norma.

Kasus VCS menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi, mengingat dampak buruknya tidak hanya bagi korban, tetapi juga pelaku. Diharapkan, dengan edukasi yang masif dan pengawasan ketat, fenomena ini dapat ditekan sehingga Kalteng terbebas dari kasus serupa.

Pos terkait