Pelayanan RSUD dr. Murjani Sampit Kembali Mengecewakan: Haruskah Gubernur Kalteng Turun Tangan?

RSUD dr. MURJANI Kotawaringin Timur. istimewa

kaltengpedia.com – Pelayanan di RSUD dr. Murjani Sampit kembali menuai kritik dari masyarakat. Antrean pasien yang telah dijadwalkan secara sepihak dibatalkan tanpa solusi jelas, meski pasien telah mengorbankan waktu, tenaga, hingga biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Keluhan disampaikan oleh Nako, warga Sampit, yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit tersebut. “Saya mengambil antrean pada 3 Desember 2024, sesuai arahan pihak rumah sakit, dan diminta datang kembali pada 17 Desember 2024. Tapi saat tiba di rumah sakit, antrean tiba-tiba dibatalkan,” ujar Nako dengan nada kecewa.

Nako datang ke Poli Gigi untuk pemeriksaan kesehatan anaknya. Demi itu, ia harus meninggalkan pekerjaan, sementara anaknya terpaksa izin dari sekolah. “Sekarang diminta datang lagi besok. Apakah anak harus izin sekolah lagi? Apalagi pelayanan rumah sakit sering molor hingga siang, tapi bagian administrasi sudah tutup pukul 11.00 WIB dan tidak melayani lagi,” tegasnya.

Bacaan Lainnya

Nako menambahkan, “Saya tinggal di Sampit, masih lebih mudah aksesnya. Tapi bagaimana dengan pasien dari luar kota? Sebelumnya ada yang jauh-jauh datang, tapi antreannya juga dibatalkan dengan alasan aplikasi. Bagaimana mereka tidak kecewa?”

Manajemen RSUD Dinilai Tidak Mampu Berbenah

Buruknya pelayanan di RSUD dr. Murjani Sampit ini menjadi sorotan publik. Bahkan, manajemen rumah sakit sebelumnya telah dipanggil oleh DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur untuk memperbaiki sistem pelayanan yang kerap bermasalah. Namun, insiden serupa terus berulang tanpa ada perbaikan signifikan.

Nako mengungkapkan bahwa pihak rumah sakit seakan saling lempar tanggung jawab. Saat menanyakan pembatalan antrean ke bagian administrasi, ia diminta untuk bertanya langsung ke Poli Gigi. Sebaliknya, petugas di Poli Gigi mengarahkan kembali ke bagian administrasi. Situasi semakin membingungkan ketika bagian pelayanan umum mengarahkan ke bagian pengaduan, yang ternyata kosong tanpa petugas.

“Ini bukan pelayanan yang pantas diberikan kepada masyarakat. Mereka tidak serius dalam menangani masalah,” keluh Nako.

Kekecewaan mendalam membuat Nako meluapkan emosinya dengan merobek hasil rontgen dan melemparkannya ke halaman rumah sakit.

Kejadian ini menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat: Haruskah Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, turun tangan langsung untuk mengatasi persoalan ini?

Berulang kali pelayanan RSUD dr. Murjani Sampit menjadi sorotan masyarakat, namun tampaknya manajemen rumah sakit belum mampu memberikan solusi konkrit. Peran pemimpin daerah, seperti gubernur, dinilai krusial untuk memastikan pelayanan publik di bidang kesehatan berjalan optimal.

Masyarakat berharap adanya langkah tegas dari pemerintah provinsi agar insiden seperti ini tidak terus berulang. Kesehatan adalah kebutuhan dasar masyarakat, dan pelayanan rumah sakit yang memadai adalah bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap warganya.

Apakah gubernur akan mengambil langkah tegas terhadap permasalahan ini? Masyarakat menunggu tindakan nyata untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di Kalimantan Tengah.

Pos terkait