Kaltengpedia – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran, dalam pidatonya pada pembukaan Seminar Internasional dan Ekspedisi Napak Tilas Damai Tumbang Anoi 1894 di Desa Tumbang Anoi, Kabupaten Gunung Mas, mengakui secara terbuka sebagai orang Suku Dayak Uud Danum. Pidato tanpa teks tersebut disampaikan pada tahun 2019 dan secara resmi menegaskan identitas etnisnya. Pernyataan ini menarik perhatian, mengingat asal usul Sugianto yang sama dengan sejumlah mantan gubernur Dayak sebelumnya, seperti Reinout Silvanus, yang menjabat pada 1967-1968.
Pengakuan terbuka ini mungkin dianggap lumrah pada saat itu, namun dengan semakin dekatnya Pemilihan Gubernur Kalteng 2024, identitas Dayak Uud Danum dari Sugianto menjadi poin penting dalam peta politik. Sejak masa jabatannya, Sugianto Sabran secara konsisten menunjukkan perhatian pada pengembangan kebudayaan Dayak, termasuk melalui dukungannya terhadap berbagai kegiatan yang memperkuat tradisi Dayak, seperti Festival Budaya Dayak dan revitalisasi cagar budaya betang. Selama hampir 10 tahun terakhir, Sugianto aktif berperan dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Dayak, memperkuat posisi politiknya sebagai tokoh yang memiliki akar kuat dalam tradisi dan nilai-nilai Dayak.
Di sisi lain, Agustiar Sabran, kakak dari Sugianto Sabran dan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, juga mendapatkan pengakuan yang luas di kalangan masyarakat Dayak. Hampir 98% tokoh Dayak di Kalteng mengakui keaslian identitas Dayak Agustiar, yang menjadikannya tokoh yang sangat dihormati dalam urusan adat dan kebudayaan. Sebagai Ketua DAD, Agustiar telah memperjuangkan banyak kepentingan masyarakat Dayak, termasuk dalam isu tanah adat dan penguatan kelembagaan adat di provinsi tersebut.
Dengan semakin dekatnya Pemilihan Gubernur 2024, Agustiar Sabran diprediksi memiliki peluang besar untuk meraih dukungan kuat dari para tokoh Dayak. Sebagai pemimpin adat yang dihormati, posisinya sebagai Ketua DAD memberikan keunggulan tersendiri dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat adat Dayak, terutama di daerah pedalaman. Keterkaitannya yang erat dengan akar budaya Dayak dan peran sentralnya dalam berbagai isu adat membuatnya menjadi figur yang bisa menarik simpati dari masyarakat yang ingin mempertahankan nilai-nilai tradisional.
Di sisi lain, hubungan kuatnya dengan jaringan politik melalui Sugianto Sabran, yang selama ini menduduki posisi Gubernur, juga menjadi faktor penting yang dapat mengonsolidasikan dukungan. Sejumlah tokoh Dayak, yang selama ini menjadi pendukung kuat DAD, diperkirakan akan memberikan dukungan penuh kepada Agustiar dalam pertarungan politik mendatang.
Dengan landasan kuat sebagai representasi suku Dayak Uud Danum dan pengakuan luas atas kiprahnya di kalangan adat, Agustiar Sabran memiliki potensi yang signifikan untuk meraih suara mayoritas di Pilkada Kalteng 2024, terutama dari komunitas Dayak yang mengharapkan pemimpin yang dapat terus memperjuangkan kepentingan dan budaya mereka di era modern.